1.
Bagaimana
cara menyalurkan aspirasi masyarakat bawah kepada pemerintah?
Jawab: Kita bisa
menyalurkan aspirasi itu melalui RT, lalu RT akan menyalurkan aspirasi itu
kepada RW sampai ke tingkat jenjang pemerintahan. Akan tetapi hal ini akan
membuat aspirasi yang ditujukan kepada pemerintah menjadi lambat dalam
menanggapi apa yang dirasakan oleh masyarakat bawah. Ada cara lain yakni dengan
menggunakan media massa seperti
koran yang kemungkinan besar dapat menunjang tercapainya aspirasi masyarakat
bawah. Aspirasi ini dapat melalui koran yang berkaca nasional di mana ini dapat
dilihat secara langsung oleh pemerintahan kita. Aspirasi ini pula akan mencegah
rakyat Indonesia dari gejolak anarkis.
2.
Apakah
hukum pemerintahan Indonesia sesuai dengan hukum Islam?
Jawab: Seperti
kita ketahui bahwa Negara Indonesia bukanlah Negara Islam, bukan pula menerapkan
sistem Negara kerajaan Islam tetapi Negara Indonesia menjunjung demokrasi. Apabila kita menggunakan hukum Islam seperti
memotong tangan ketika mencuri maka itu akan bertentangan dengan hak asasi
manusia. Di sinilah letak ketidaksesuaian antara hukum pemerintahan dengan hukum Islam. Seperti kita ketahui lagi bahwa dalam sila pertama yang berbunyi Ketuhanan
Yang Maha Esa dijelaskan di Indonesia ini bukan hanya agama Islam saja yang
mempunyai aturan akan tetapi bermacam-macam agama non-Muslim pun juga mempunyai
aturan-aturan dalam kehidupan. Menengok sejarah akan rumusan pancasila yang
berbunyi pada sila pertama ketuhanan dengan menjalankan syariat-syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya maka hal ini cenderung akan membuat umat Islam
menjalankan apa yang tercermin dari sila pertama itu sedangkan umat non-Muslim
tidak menerapkan hal yang sesuai dengan Islam. Maka dihapuslah sila pertama
tersebut sehingga berubah menjadi ketuhanan yang maha esa di mana hal ini akan
membuat sikap saling menghormati hak-hak satu sama lain dalam beragama.
-
Pemberlakuan
hukum Islam yang seperti memotong tangan itu memang hanya Negara Aceh atau
Saudi Arabia saja yang menerapkan hukum itu. Apabila diterapkan di Indonesia
maka akan terwujud sikap mendahulukan diri sendiri(egois) yang akan
merenggangkan tali persatuan Indonesia. Karena kita ketahui pula bahwa kita
hidup saling ketergantungan yang membutuhkan satu sama lain.
-
Kita
berada dalam lingkungan pemerintahan maka kita harus mengikuti aturan-aturan
yang telah dibuat oleh pemerintah dengan catatan aturan tersebut tidak
melanggar dari norma-norma agama.
3.
Bagaimana
cara menanamkan etika kepada diri sendiri?
Jawab: Etika
merupakan perilaku yang mencerminkan moral seseorang yang sesuai dengna aturan
yang ada. Cara menanamkan etika ini dengan
meluruskan niat terhadap etika yang ingin dibentuk yang selalu terfokus
terhadap penanaman etika itu sendiri. Melalui dari diri sendiri seperti
mengubah kelakuan yang kurang baik dalam diri misalnya suka terlambat maka
diubah menjadi sikap yang disiplin dalam setiap saat. Pendidikan dalam keluarga
akan membentuk etika dalam penanaman moral seseorang. Keluarga memberikan
arahan terhadap anak yang akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang penanaman
etika seorang anak. Lingkungan juga akan membentuk aturan yang berperan penting
dalam proses penanaman etika ke dalam diri seseorang. Apabila lingkungannya
baik maka baik pula etika yang ditonjolkan oleh seseorang.
4.
Bagaimanakah
sila yang menjiwai itu?
Jawab: Sila yang
menjiwai itu artinya kita menerapkan sila pertama yang sebagai penunjang bagi
sila kedua sampai kelima. Apabila dalam sila itu terdapat kesalahan atau
penyimpangan maka hal itu akan membuat sila yang lain tidak dapat dijiwai.
Berarti sila menjiwai akan membentuk pelakunya menerapkan apa yang bersumber
pada pancasila dan tidak menyimpang dengan apa yang tertera dalam pancasila
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar