Pengikut

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Akhi wa ukhti fillah.
Mencintai adalah benih dari kasih sayang
Membaca memaknai kehidupan


Contoh Karya Tulis




KARYA TULIS

Pacaran di Kalangan Anak Remaja

                                                                   





       
                                                Disusun Oleh:
1.     Arbayah
2.     Musdalifah



                          DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARMASIN
                                          SMP NEGERI  8
                               TAHUN AJARAN 2008/2009










 
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah karena atas limpahan karunia, rahmat taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pacaran di Kalangan Anak Remaja.
Karya tulis ini kami susun untuk memberi pengetahuan terhadap generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas sehingga memiliki masa depan yang lebih baik.
Karya tulis ini juga memberikan saran, kritik, serta kesan bagaimana cara menjalani kasih sayang sebelum melangkah ke arah pernikahan sesuai dengan norma, hukum, dan syarit agam Islam.
Karya tulis ini kami susun secara ringkas dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Kami berharap materi-materi yang tersaji dalam karya tulis ini dapat diterima dengan mudah oleh para remaja.
Kami berusaha menyusun karya tulis ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para generasi muda. Selamat membaca, semoga sukses.






Banjarmasin,  Maret 2009



                                                                                                         Penulis






BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
            Seperti yang telah diketahui bahwa negara kita sekarang ini sudah maju akan teknologi maupun komunikasi. Kemajuan itu semakin hari semakin berkembang. Pengetahuan orang pun semakin hari semakin bertambah luas seiring bergulirnya waktu.
            Para generasi muda tidak mau ketinggalan. Mereka juga mengikuti perkembangan dunia dengan cara mereka sendiri. Banyak generasi muda yang terjebak karena mengikuti perkembangan dunia misalnya menggunakan presepsi pacaran yang akhirnya berujung pada seks bebas.Sebenarnya apa yang mereka lakukan tidaklah benar. Mereka yang melakukan seks bebas hanya ingin mendapatkan kenikmatan sesaat. Padahal mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan itu akan merusak masa depan mereka sendiri. Akibatnya mereka menanggung resiko  yang diperbuatnya. Ada yang hamil di luar nikah sehingga melakukan aborsi dan ada juga yang nekat mau bunuh diri karena pasangannya tidak mau bertanggung jawab.
            Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bergaul. Jangan sampai hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jadi, kita perlu berpikir positif agar memiliki masa depan yang cerah.












BAB II
PEMBAHASAN


                Setelah pubertas banyak pertanyaan kita seputar pacaran. Apa sih pacaran itu? Mengapa remaja cenderung melakukan yang namanya pacaran? Apakah hukum pacaran di kacamata Islam?
           
A.Pengertian Pacaran
            Pacaran merupakan gaya anak mudah yang biasanya mulai muncul pada masa pubertas yang ditandai dengan perubahan hormon dan fisik. Perubahan ini membuat remaja mulai tertarik terhadap lawan jenisnya. Pacaran juga suatu proses di mana laki-laki dan perempuan menjalani kemungkinan adanya kesepadanan diantara mereka berdua yang dapat berlanjut ke arah pertunangan atau bahkan pernikahan.
            Mengarah penjelasan di atas maka berpacaran bukanlah sekedar bersenang-senang, melampiaskan waktu, mengisi kekosongan belaka. Akan tetapi, di dalam pacaran itu ada suatu keseriusan dan kesungguhan untuk menjalin hubungan pada suatu pernikahan.

B.Mengapa Kita Pacaran?
            Tujuan pacaran pada hakikatnya untuk saling mengenal, memahami, berbagi dan saling menerima kekurangan atau kelebihan pasangannya. Menurut penuturan sebagian remaja alasan orang menjalin hubungan pacaran diantaranya:
1.      Pacaran dapat meningakatkan semangat kerja atau semangat belajar
2.      Pacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan alias membuat hidup lebih hidup
3.      Pacaran juga untuk mengetahui pribadi pasangan. Jadi, kalau mau nikah tidak perlu ragu-ragu dalam memilih pasangan.
4.      Pacaran diyakini dapat membawa rezeki nomplok.
5.      Pacaran cuma sekedar iseng belaka dan mengisi waktu luang
6.      Pacaran jalan terbaik untuk menemukan cinta sejati
7.      Pacaran tempat untuk belajar mengasihi antar satu yang lain
8.      Pacaran ajang unjuk kesetiaan pasangan

9.      Pacaran dapat dijadikan diskusi bersama, belajar bersama, yang intinya memecahkan suatu persoalan secara bersama-sama. Dengan demikian kita akan mengetahui kekurangan dan kelebihan diri kita masing-masing yang akhirnya nanti kita dapat mengisi dan memberi motivasi satu sama lain
10.  Dalam berpacaran kita akan mengetahui bibit dan bobot pasangan kita
11.  Pacaran akan melatih diri untuk bersikap bertanggung jawab
12.  Pacaran pula sebagai latihan percaya diri bahwa kamu dapat memiliki teman lawan jenis

C.Mengulas Jauh Istilah Pacaran
            Lepas dari tujuan pacaran, secara umum pada saat berpacaran banyak terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa aktivitas pacaran pelajar dan mahasiswa sekarang ini kecenderungan sampai kepada level yang sangat jauh. Bukan hanya sekedar kencan, jalan-jalan, dan berduaan, akan tetapi data menunjukkan bahwa ciuman, rabaan anggota tubuh dan bersetubuh secara langsung sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Sungguh istilah pacaran yang seperti noda hitam yang tak akan pernah ada titik terang akan manfaat pacaran itu sendiri.
            Data menunjukkan bahwa seks bebas di luar nikah sudah dilakukan bukan hanya oleh pasangan mahasiswa dan orang dewasa, namun pelajar menengah atas dan pertama juga sudah melakukan hal itu. Pola budaya yang primitif(serba boleh) telah menjadikan hubungan pacaran sebagai legalisasi kesempatan emas untuk berzina. Terbukti dengan maraknya kasus, “hamil di luar nikah”. Hal inilah yang kerapkali membuat remaja nekat melakukan aborsi ilegal bahkan bunuh diri agar tidak ketahuan aib zinanya itu. Kalaupun tidak melakukan kedua hal tersebut ada jalan alternatif lain yang membuat pelaku zina tidak menanggung malu yaitu menikah muda. Ditinjau lebih jauh seks bebas yang telah dilakukan itu sebenarnya telah menghasilkan hukuman dari Allah berupa AIDS. Maka sudah jelaslah praktek pacaran sangat rentan dengan perilaku zina.
            Melihat kecenderungan aktivitas pacaran pasangan muda yang mengarah ke arah negatif sesungguhnya sangat sulit mengatakan bahwa pacaran itu media untuk saling mencintai satu sama lain, sebab sebuah cinta sejati tidak terbentuk oleh perkenalan singkat yang menjurus kepada pacaran sendiri akan tetapi cinta yang terjaga lewat jalur ta’aruf.
Pada dasarnya semua aktivitas fase pacaran itu bukanlah aktivitas cinta, sebab yang terjadi hanyalah bersenang-senang belaka sama sekali tidak ada ikatan formal yang diakui secara resmi. Fase pacaran ini pula tidak ada ikatan tanggung jawab bahkan tidak ada kepastian tentang kesetiaan yang berbeda jauh apabila dibandingkan oleh pernikahan yang diakui di mata umum. Padahal cinta itu memiliki tanggung jawab, ikatan sah dan sebuah harga kesetiaan.Dalam lingkup pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

D.Hukum Resmi Pacaran
            1. Menurut Norma Masyarakat
                        Isitilah pacaran ditengah masyarakat memperbolehkan tindakan pacaran seperti membiarkan pasangan yang sedang pacaran itu melakukan akitivitasnya tersebut. Maka istilah apel malam minggu menjadi fenomena yang wajar dan dianggap sebagai bagian dari aktivitas yang normal. Akan tetapi hal ini berbeda apabila dibandingkan di daerah atau wilayah yang fanatik agama salah satunya daerah Nangro Aceh Darussalam yang masih  menerapkan hukum-hukum Allah di dalam masyarakat.
            2. Menurut Pandangan Islam
                        Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah dari Sang Ilahi termasuk rasa cinta kepada lawan jenis. Dalam konsep Islam cinta kepada lawan jenis hanya dibenarkan manakala diantara keduanya sudah mempunyai ikatan yang jelas dan sah yaitu sebuah pernikahan. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat. Cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta biasa atau janji muluk-muluk lewat sms, chatting, dan sejenisnya. Akan tetapi, cinta sejati haruslah berbentuk ikrar suci dan pernyataan tanggung jawab yang disaksikan oleh masyarakat umum.

                        Dalam Islam hanya hubungan suami istri yang dibolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Sedangkan di luar dari nikah Islam tidak pernah membenarkan semua itu apalagi yang namanya istilah pacaran. Pacaran bukan jalan yang diridai Allah Subhanahu wa ta’ala karena banyak banyak mudharatnya daripada manfaatnya.
Al Quran surah Al-Isra:32 berisi: “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.”
Maka dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa pacaran dilarang agama karena tidak ada kalimat satu pun yang menjelaskan dan membenarkan pacaran. Meskipun demikian kita tetaplah harus menjalin silatuhrahim dengan siapa pun baik itu terhadap wanita maupun pria karena dalam ilmu Sosiologi dikatakan bahwa manusia itu termasuk zoon politicon yaitu makhluk yang dapat hidup dengan baik kalau ada makhluk yang lain.

E.Cara Bergaul Menurut Ajaran Agama Islam
            Hal-hal yang harus diperhatikan  dalam bergaul menurut ajaran agama Islam antara lain:
1.      Tidak berpandangan mata secara bebas. Allah menegaskan dalam surah An-Nur ayat 30 dan 31 agar laki-laki dan perempuan menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, tidak menampakkan perhiasannya kecuali pada suami atau muhrimnya dan perempuan hendaknya memakai jilbab hingga ke dadanya.
2.      Tidak berkata atau berbuat sesuatu yang menjurus kepada zina. Islam mengajarkan kepada kita agar menjauhi zina seperti berdua-duaan di tempat yang sepi, bercengkerama di kamar, bersentuhan, dan perbuatan lainnya yang dapat membangkitkan syahwat.
3.      Tidak berkhalawat. Islam melarang antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berduaan sekamar atau di tempat yang sepi karena setan adalah pihak ketiga yang akan menggiring pada perbuatan yang dilarang Allah.
4.      Tidak pergi berduaan tanpa disertai muhrimnya.
5.      Tidak saling melihat aurat  yang bukan muhrim, karena hal tersebut haram hukumnya.
6.      Tidak berjabat tangan. Walaupun Rasulullah mengajarkan bahwa untuk meningkatkan ukhuwah islamiah maka ucapkanlah salam dan diikuti berjabat tangan, namun tidak berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Dalam hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah serta Nasa’i disebutkan bahwa Rasulullah ketika membi’at wanita muslimat tidak pernah menjabat tangan mereka.

F.Dampak Pacaran
          Pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku negatif. Pacaran dapat membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi yang terbentuk positif, sedangkan interaksi yang kurang mendukung tentu saja memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.




BAB III
PENUTUP


A.Kesimpulan
            Berdasarkan data-data pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa berpacaran bukanlah sekedar bersenang-senang belaka namun pacaran akan menjurus ke arah pernikahan. Akan tetapi Islam melarang yang namanya pacaran karena hal ini telah diterangkan dalam Al Quran dan Hadis Rasulullah Shaullahu’alaihi wa salam.

B.Saran
            Bagi yang mempunyai pasangan atau pacar(ta’aruf)  yang harus diperhatikan antara lain:
1.      Bertanggung jawab;
2.      Sabar atau mengontrol emosi;
3.      Mencintai sebatas saudara;
4.      Menepati janji;
5.      Bisa menjaga kehormatan dan kebaikan bersama;
6.      Mampu membimbing pasangan ke arah yang positif;
7.      Menghargai kepribadian pasangan;
8.      Setia.
Bagi yang belum mempunyai pasangan atau pacar(ta’aruf) yang harus diperhatikan antara lain:
1.      Selesaikan pendidikan terlebih dahulu;
2.      Berpikir ke arah yang lebih positif misalnya memikirkan masa depan yang lebih baik;
3.      Belajar lebih tekun;
4.      Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya;
5.      Perbanyak teman secara luas(mengetahui batasan dalam Islam).






Daftar Pustaka
http//www.geociteres.com/belovenia
http//answer.yahoo.com
http//blog.Indonesia.com
http//masthori.web.ugm.ac.id
http//asolihin.wordpress.com
Progresif Pendidikan Agama Islam.Surakarta:CV Pustaka Manggala

Tidak ada komentar: