Pengikut

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Akhi wa ukhti fillah.
Mencintai adalah benih dari kasih sayang
Membaca memaknai kehidupan


Rabu, 29 Agustus 2012

Wanita Di Balik Cadar Hitam


Berbalut jubah dan jilbab serba hitam dia tampak misterius dalam cadar hitamnya itu. Sejenak orang akan menyangkanya sebagai teroris begitupun dengan diriku. Aku Zulkifli mahasiswa jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan semester tujuh yang sedang mencari calon istri solehah. Entah mengapa ada daya tarik di dalam hati ini akan wanita di balik cadar hitam yang kutemui itu. Bola mata ini sama sekali tak letih memandang pesonanya. Sungguh dia laksana mawar berduri yang sangat indah. Geritik hati menanyakan siapa gerangan wanita di balik cadar hitam itu? Sebagian dari orang di pasar  ini sudah kutanyai perihal wanita itu.
Ironisnya mereka tidak tahu sama sekali tentang dia.
“Bu, kira-kira Ibu tahu tidak wanita itu?”
“Ibu nggak tahu, Nak.”
“Oh, itu kentangnya juga Bu dimasukin ke kantong kresek.”
Beribu-ribu pertanyaan mengisi ruang hatiku. Aku masih penasaran dengan dia. Aku mencoba membuntutinya dari arah jauh ini. Tak sampai jauh melangkah dering handphoneku berbunyi. Siapa lagi kalau bukan dari Ibu tercinta yang menunggu pesanan pembeliaannya.
“Zul, sudah dibelikan pesanan Ibu?”
“Sudah, Bu.”
“Ya udah kalau begitu cepat pulang jangan mampir di rumah teman kamu.”
“Iya, Bu. Ini Zul mau pulang.”
“Hati-hati di jalan, Zul.”
“Iya, Bu.”
Ku tutup handphoneku sambil berkata, “Tumben si Ibu perhatian biasanya juga tidak peduli. Mungkin karena takut pesanannya dicolong pencuri kali yah?” Aku pun mengurungkan niat membuntutinya. Semoga di lain kesempatan aku dapat bertemu dia kembali bisik doa di dalam hatiku.
*****
            Ibu memang sosok yang aku kagumi. Aku kagum akan perkataannya yang penuh kasih sayang dan motivasi. Meskipun tidak bisa baca tulis karena maklum Ibuku dahulu tergolong keluarga miskin,ia sangatlah pintar dalam matematika apalagi kalau bukan urusan menghitung uang. Perhitungan dalam belanja itulah ibuku. Akan tetapi Ibu tidak pernah kikir dengan orang lain. Apabila tetangga membutuhkan uang, Ibu dengan bersedia meminjamkannya. Tak ada praktek riba yang ibu lakukan. Tidak seperti zaman sekarang dengan segala cara menghalalkan riba untuk kesenangannya sendiri. Sungguh orang-orang yang tak bermoral. Padahal jelas sekali Allah mengharamkan riba tetapi begitulah manusia yang tak mengerti agama seenaknya sendiri menjadikan orang lain menderita.
            Ibu pernah berkata padaku, “Zul, tak perlu wanita cantik yang menjadi istrimu kelak. Cantik bukan ukuran kebahagiaanmu, Zul. Ibu hanya meminta carilah istri solehah karena  istri solehah sudah pasti akan membuatmu bahagia, Zul.”

Bersambung....

Tidak ada komentar: