Paragraf
adalah
rangkaian kalimat yang tersusun secara logis dan membentuk satu kesatuan makna.
Dalam sebuah paragraf selalu ada pikiran utama. Pikiran utama atau gagasan
utama atau gagasan pokok adalah inti paragraf yang mendasari seluruh isi
paragraf.
Sebuah paragraf alenia dapat
dikembangkan dengan beberapa pola yaitu pola pengembangan seperti pola
pengembangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Paragraf
yang baik harus memenuhi syarat berikut:
1.Kesatuan yaitu paragraf harus
memperhatikan dengan jelas suatu maksud dalam bentuk kalimat pokok.
2.Koherensi yaitu kalimat satu dengan
kalimat yang lain saling berhubungan
3.Perkembangan alenia yaitu gagasan pokok
harus dikembangkan dengan perincian yang lebih konkret agar lebih jelas.
Jenis-jenis
paragraf:
1.
Dilihat dari
letak kalimat utama
a.
Paragraf
Induktif atau Induksi
Paragraf yang
letak kalimat utama di akhir paragraf.
Kalimat utama
sama dengan kalimat inti sama dengan gagasan pokok sama dengan ide pokok.
Kalimat
utama dapat dikenali:
-
Apabila kalimat itu dapat dijadikan pertanyaan
-
Apabila kalimat itu dapat dijadikan topik pembicaraan
b. Paragraf Deduktif
Paragraf yang letak kalimat utama
di awal paragraf.
c. Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif)
Paragraf yang
letak kalimat utama di awal-akhir paragraf.
2. Dilihat berdasarkan isi
a. Paragraf Narasi
1.
Mengenal
Karakteristik Paragraf Narasi
Sebuah
paragraf dapat disebut paragraf narasi bila memenuhi ciri-ciri berikut:
a.
Menyajikan
serangkaian cerita atau peristiwa dan kejadian
b.
Disajikan
dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai pada
akhirnya
c.
Menampilkan
pelaku peristiwa atau kejadian
d.
Latar
setting digambarkan secara hidup dan terperinci
2.
Struktur
Paragraf Narasi
a.
Pembuka
narasi(berisi awal atau kejadian yang akan menjadi bahan cerita
b.
Isi
narasi(berisi peristiwa atau kejadian yang diceritakan)
c.
Akhir
narasi berisi peristiwa akhir dalam cerita
3.
Pola
Pengembangan
a.
Pola
hubungan kejadian(pengembangan narasi kejadian)
Contoh:
Pertandingan
lebih dominan pada penempatan bola net. Perpindahan pola pun sering mendebarkan
jantung, karena bola hanya berada beberapa sentimeter saja di bibir net. Setiap
pemain yang berhasil menerapkan pola ini pasti memiliki ketahanan stroke. Pola
demikian merupakan bagian permainan selama ini. Ada juga pasangan menantang
lawan untuk terus menerus melepaskan pasangan smes agar tenaga lawannya
terkuras.
b.
Pola
pengembangan runtut kejadian(narasi runtut kejadian)
Pola pengembangan narasi jenis ini merupakan
suatu urutan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Pola
pengembangan ini mengarah pada proses terjadinya sesuatu.
Contoh:
Pada saat truk mogok di tengah
sungai, tiba-tiba datang air bah yang langsung menyeret truk, dan menghempaskan
para penumpangnya ke dalam jurang yang dalam 25 meter. Terjangan dan hempasan
banjir menyebabkan 22 penumpang tewas hanyut dan tenggelam. Lima belas
diantaranya hanyur terbawa banjir. Sebelas orang selamat, termasuk supir dan
pembantunya, sedangkan 19 penumpang lainnya tidak jelas nasibnya ketiga belas
penumpang di duga meninggal di tempat kejadian sebelum pertolongan tiba.
Pada contoh yang
diceritakan adalah proses terjadinya kecelakaan yang dialami oleh truk yang
syarat dengan penumpang.
c.
Pola
hubungan mula dan akhir
Selain dengan
pola-pola pengembangan di atas narasi juga dapat dikembangkan berdasarkan
urutan mula dan akhir.
Contoh:
Di dalam bus kota yang tengah melaju
kencang di jalan Sudirman siang itu, tampak seorang gadis manis sedang
menjajakan makanan dan minuman kecil. Jika dilihat sekilas, gadis itu jauh dari
yang dikatakan orang tak mampu apalagi gembel. Kulitnya terlihat putih bersih,
rambut rapi, bahkan pemakaiannya pun terlihat mewah dan dari barang mahal. Aku
jadi bertanya, kenapa di antara deru kendaraan besar itu justru gadis itu
menjadi sosok menarik di mataku.
b. Paragraf Deskripsi atau Deskriktif
Paragraf yang
bersifat menggambarkan atau melukiskan sesuatu. Ciri-cirinya ada deskripsi
ruang atau tempat yang jelas.
Contoh:
Stadion sepak
bola itu sangat besar. Ukuran lapangan tandingnya saja 70 m2 x 1.000
m2. Terbayang bukan betapa luasnya. Belum lagi deretan kursi-kursi
dan bangku panjang berwarna-warni berderet dari kiri ke kanan. Untuk memasuki
stadion itu, pintu yang dilewati juga berukuran besar dan tinggi terbuat dari
bahan kayu ulin yang sangat tebal.
c. Paragraf Eksposisi
Bersifat
menguraikan dengan ciri-ciri berupa uraian dan definisi.
Jenis-jenis
Eksposisi:
1. Eksposisi
proses adalah menguraikan proses terjadinya sesuatu (cara pembuatan)
Contoh:
Cara Pembuatan
Tempe:
a.
Siapkan
1 kg kacang kedelai
b.
Kupas
kulitnya sampai bersih
c.
Rebus
dengan air secukupnya
d.
Angkat
dan tiriskan
e.
Beri
ragi sesuai kebutuhan
f.
Buat
adonan segi empat, bungkus di dalam daun, letakkan pada suhu kamar(40o
C) selama 3 hari
g.
Setelah
7 hari, tempe siap dikonsumsi
2. Eksposisi
uraian
Contoh:
Membaca
sebagai proses kreatif manusia dalam memahami informasi tertentu dari berbagai
sumber. Membaca juga berarti penerjemahan simbol-simbol bahasa secara bermakna
kemudian ditangkap oleh alat indra berupa mata dan ditransferkan ke otak untuk
dipahami secara utuh.
d. Paragraf Argumentasi
Paragraf yang
bersifat mengajak pembaca untuk mengikuti pendapat si penulis. Pendapat itu
biasanya disertai fakta berupa data statistik yang bisa diyakini kebenarannya.
Cirinya berupa ajakan tetapi tidak bersifat mutlak.
Contoh:
Dari hasil
penelitian dan penyelidikan Kepolisian Republik Indonesia ditemukan data bahwa
40 orang saksi kunci kasus pembunuhan Nasrudin mantan Direktur Rajawali
Banjaran menyatakan sikap membenarkan Antasari Ajhar sebagai pembunuh dan otak
dari kasus ini. Opini yang beredar di masyarakat pun turut membenarkan Antasari
Ajhar, akan tetapi belakangan beberapa saksi melakukan perubahan BAK(Bukti
Analisis Kasus). Akibatnya masyarakat menjadi bingung oleh kondisi itu, jadi
sekarang terserah masyarakat menilai kasus tersebut ikut arus atau menunggu
verifikasi fakta sebenarnya.
e. Paragraf Persuasi
Bersifat
mempengaruhi pembaca untuk benar-benar mengikuti pendapat penulis. Cirinya ada
kalimat ajakan(ayo, mari, hendaklah, sebaiknya), biasanya persuasi juga
bersifat iklan.
Contoh:
Sampah merupakan masalah di masyarakat,
pada musim hujan sampah berdampak terjadinya banjir di samping menimbulkan bau
dan bibit penyakit. Oleh karena itu masyarakat yang bijaksana hendaknya jangan
membuang sampah sembarangan.
Sumber: Syafi'i, Imam dan Iman Subana. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sumber: Syafi'i, Imam dan Iman Subana. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
1 komentar:
kunjungaan nih :-D
Posting Komentar