Pengikut

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Akhi wa ukhti fillah.
Mencintai adalah benih dari kasih sayang
Membaca memaknai kehidupan


Kamis, 30 Agustus 2012

Doa Seorang Hamba


Ya Allah...
Hanya Engkau yang Maha Mengetahui
Apa yang akan terjadi nanti
Terhadap jalan hidup hamba
Hamba yakin seyakin-yakinnya kepada-Mu
Engkau selalu memberikan yang terbaik
Dalam hidup hamba ini

Ya Allah...
Pahit, manis roda hidup hamba
Hamba serahkan semua kepada-Mu
Hamba hanya dapat berdoa dan tawakal
Kepada-Mu wahai Yang Maha Kuasa

Ya Allah...
Hamba langkahkan hati dengan basmallah
Menitih hari dengan rasa ikhlas dalam setiap jejak
Berharap rido-Mu yang hamba raih

Ya Allah...
Engkau ajarkan hamba arti kehidupan
Engkau ajarkan hamba berbagi kebaikan
Engkau sang Maha Pengajar
Engkau tegur hamba saat hamba lupa
Engkau sandaran hidup yang terindah

Ya Allah...
Jangan uji hamba dengan beban keras
Yang tak mampu hamba pikul lagi
Hamba lemah bahkan tak mampu berdiri
Tapi karena-Mu hamba kuat
Karena-Mu hamba tegar saat hamba terjatuh

Ya Allah...
Hamba percaya kepada-Mu
Kepada takdir yang telah Engkau gariskan
Apapun itu hamba husnudzan kepada-Mu
Wahai yang Maha Memiliki langit dan bumi

Ya Allah...
Tolong hamba dalam risau ini
Tolong hamba dalam gelap ini
Tolong hamba dalam setiap apapun
Karena hamba tahu Engkau Maha Penolong

Ya Allah...
Tiada tali yang lebih indah
Selain tali yang berpegang teguh kepada-Mu
Wahai yang Maha Memelihara
Kabulkan doa dalam setiap rintihan ini

Ya Allah...
Hamba cukup akan nikmat-Mu
Hamba cukup dengan semua pemberian-Mu
Wahai yang Maha Pemberi
Izinkan hamba masuk ke dalam Surga-Mu
Surga firdaus-Mu yang Engkau jelaskan
Dalam lembar ayat-ayat-Mu ya Rabb
Tak kuasa hamba menahan bara api Neraka-Mu
Izinkan hamba tergolong dalam Surga-Mu
Hanya itu permintaan terakhir hamba

Ya Allah...
Hamba tahu diri ini hina dan rendah
Dihadapan-Mu hamba hanya insan yang bertumpuk dosa
Wahai yang Maha Pengampun
Ampunkan semua dosa-dosa ini
Izinkan hamba masuk ke dalam Surga-Mu
Wahai yang Maha Lembut

Ya Allah...
Entah kapan nafas ini berhenti
Entah kapan kematian menjemput diri ini
Hanya Engkau yang Maha Mengetahui

Ya Allah...
Ampuni hamba yang terlihat kotor ini
Wahai yang Maha Memaafkan
Izinkan hamba masuk ke dalam Surga-Mu
Izinkan hamba masuk ke dalam Surga-Mu

Ya Allah...
Kabulkan doa hamba yang lemah ini
Kabulkan wahai yang Maha Mengasihi


Aku Bukan Siapa-siapa


Aku tak akan pernah memanggilmu
Walau ku tahu aku membutuhkan hadirmu
Aku tak akan pernah berbagi air mata ini
Walau ku tahu hidup perlu berbagi

Aku  tak akan pernah menyadarkan keluhku
Walau ku tahu itu kan mengurangi bebanku
Aku tak akan pernah menjadi orang istimewamu
Walau ku tahu itu mudah bagiku

Aku tak akan pernah menghapus air matamu
Walau ku tahu itu istimewa bagimu
Aku tak akan pernah memegang cintamu
Walau ku tahu itu harapan terbesarku

Karena aku bukan siapa-siapa
Karena aku bukan siapa-siapa
Bukan siapa-siapa selamanya
Di dalam hidupmu wahai permata

Siapa aku dalam hidupmu?
Adakah sosok ini berharga di kalbumu?
Bukan siapa-siapa itu jawabku
Aku tak pantas berada di kehidupanmu

Aku tahu ada yang berharga dariku
Di sana engkau akan melihatnya
Sang rembulan kan menyinari harimu
Menghapuskan lukamu itu wahai permata

Dia kan membelai hatimu
Ketika engkau rapuh akan citamu
Bersamanya akan mengukir bahagia
Bersamanya engkau kan raih citamu itu

Wahai cinta yang sempat mengisi
Genggamlah dia sang rembulan itu
Dia terlihat indah di mataku ini
Dia yang pantas bersandar di hatimu

Karena denganku engkau kan terluka
Karena denganku engkau kan risau
Karena denganku engkau kan terjatuh lagi
Bahagiaku melihatmu tersenyum bersamanya

Rabu, 29 Agustus 2012

Wanita Di Balik Cadar Hitam


Berbalut jubah dan jilbab serba hitam dia tampak misterius dalam cadar hitamnya itu. Sejenak orang akan menyangkanya sebagai teroris begitupun dengan diriku. Aku Zulkifli mahasiswa jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan semester tujuh yang sedang mencari calon istri solehah. Entah mengapa ada daya tarik di dalam hati ini akan wanita di balik cadar hitam yang kutemui itu. Bola mata ini sama sekali tak letih memandang pesonanya. Sungguh dia laksana mawar berduri yang sangat indah. Geritik hati menanyakan siapa gerangan wanita di balik cadar hitam itu? Sebagian dari orang di pasar  ini sudah kutanyai perihal wanita itu.
Ironisnya mereka tidak tahu sama sekali tentang dia.
“Bu, kira-kira Ibu tahu tidak wanita itu?”
“Ibu nggak tahu, Nak.”
“Oh, itu kentangnya juga Bu dimasukin ke kantong kresek.”
Beribu-ribu pertanyaan mengisi ruang hatiku. Aku masih penasaran dengan dia. Aku mencoba membuntutinya dari arah jauh ini. Tak sampai jauh melangkah dering handphoneku berbunyi. Siapa lagi kalau bukan dari Ibu tercinta yang menunggu pesanan pembeliaannya.
“Zul, sudah dibelikan pesanan Ibu?”
“Sudah, Bu.”
“Ya udah kalau begitu cepat pulang jangan mampir di rumah teman kamu.”
“Iya, Bu. Ini Zul mau pulang.”
“Hati-hati di jalan, Zul.”
“Iya, Bu.”
Ku tutup handphoneku sambil berkata, “Tumben si Ibu perhatian biasanya juga tidak peduli. Mungkin karena takut pesanannya dicolong pencuri kali yah?” Aku pun mengurungkan niat membuntutinya. Semoga di lain kesempatan aku dapat bertemu dia kembali bisik doa di dalam hatiku.
*****
            Ibu memang sosok yang aku kagumi. Aku kagum akan perkataannya yang penuh kasih sayang dan motivasi. Meskipun tidak bisa baca tulis karena maklum Ibuku dahulu tergolong keluarga miskin,ia sangatlah pintar dalam matematika apalagi kalau bukan urusan menghitung uang. Perhitungan dalam belanja itulah ibuku. Akan tetapi Ibu tidak pernah kikir dengan orang lain. Apabila tetangga membutuhkan uang, Ibu dengan bersedia meminjamkannya. Tak ada praktek riba yang ibu lakukan. Tidak seperti zaman sekarang dengan segala cara menghalalkan riba untuk kesenangannya sendiri. Sungguh orang-orang yang tak bermoral. Padahal jelas sekali Allah mengharamkan riba tetapi begitulah manusia yang tak mengerti agama seenaknya sendiri menjadikan orang lain menderita.
            Ibu pernah berkata padaku, “Zul, tak perlu wanita cantik yang menjadi istrimu kelak. Cantik bukan ukuran kebahagiaanmu, Zul. Ibu hanya meminta carilah istri solehah karena  istri solehah sudah pasti akan membuatmu bahagia, Zul.”

Bersambung....

Langkah Mudah Bersikap Displin


            Agar mampu mempertahankan dan memperkuat disiplin, maka kita perlu memiliki beberapa hal di bawah ini:
1.      Nilai
Apa yang penting, itulah yang akan dikerjakan. Oleh karena itu, Anda harus percaya segenap hati apa yang sedang Anda kerjakan. Bila Anda percaya, akan muncul efek yang menguatkan sehingga Anda akan berupaya untuk mendisiplinkan diri hingga tujuan terwujud.
2.      Sasaran
Bila mempunyai sasaran yang sangat jelas, realistik, spesifik dan Anda percayai, tentu Anda akan berupaya dengan segenap hati untuk mendisiplinkan diri agar sasaran itu benar-benar dapat terwujud.
3.      Prioritas
Sasaran harus direalisasikan agar terwujud, dan tindakanlah yang akan membuat sasaran itu tercapai. Namun Anda harus menetapkan prioritas yang jelas dalam setiap tindakan, karena tindakan yang benar akan melahirkan hasil yang benar. Dengan melakukan tindakan yang benar yang dilandasi dengan alasan yang benar, Anda akan mampu mempertahankan disiplin sehingga bisa mencapai sasaran itu.
4.      Ketekunan
Ketekunan akan membuat Anda mampu untuk mencapai prestasi yang besar. Karena dengan ketekunan Anda bisa mempertahankan disiplin. Ingatlah: Anda dapat melakukan apa saja dan menjadi apa saja, bila Anda tekun melakukannya.
5.      Dorongan Hati
Dorongan hati ini mampu membuat diri Anda termotivasi. Motivasi yang kuat untuk mengejar impian dengan sendirinya akan mendisiplinkan diri.

INGATLAH: Kita semua akan menuai apa yang telah ditabur. Hasil yang baik tidak datang begitu saja. Bila kita menabur disiplin, kita akan menuai keberhasilan dalam hidup. Disiplin tidak datang dengan sendirinya. Yang pasti disiplin itu harus Anda ciptakan sendiri, Anda upayakan dan dilatih secara berkesinambungan. Bila dilaksanakan dalam hidup Anda, maka akan menuai hasil sesuai yang Anda harapkan.
Untuk sukses dalam hidup ini, kita harus mendisiplinkan diri untuk melakukan tindakan-tindakan yang benar, sehingga menghasilkan buah-buah yang baik.

 Sumber: Majalah